Sabtu, 15 Oktober 2016

Snap Your Moment With HokBen


Artwork : koleksi pribadi
"Irasshaimase ! いらしゃいませ!" 
Ucapan selamat datang dalam bahasa Jepang itu merupakan ciri khas HokBen, diucapkan dengan ramah oleh staff yang sedang bertugas, ketika kita menginjakkan kaki di resto makanan Jepang itu.

Siapa yang ngga tau Hokben?
HokBen atau Hoka Hoka Bento adalah jaringan restoran waralaba makanan cepat saji yang menyajikan makanan Jepang yang berbasis di JakartaIndonesia. Hingga kini, HokBen memiliki 147 gerai yang tersebar di pulau Jawa dan Bali. Nama Hoka Hoka Bento sendiri berasal dari bahasa Jepang yang berarti "makanan hangat dalam boks" (Wikipedia). Nama "HokBen" baru diresmikan pada tahun 2013 sebagai singkatan dari Hoka Hoka Bento, dengan tampilan, penawaran, pelayanan dan nuansa yang lebih segar dan bersahabat.

Pada tanggal 8 Oktober 2016 kemarin, HokBen mengajak sahabat-sahabat Blogger Bandung untuk berkumpul bersama dalam acara "Kumpul Bareng Komunitas Blogger Bandung" yang diadakan di gerai HokBen Buah Batu. Acara gathering ini dibuka oleh Bapak Dani selaku Marketing HokBen dan Blogger Bandung diajak mengenali HokBen lebih jauh dengan mengetahui sejarah berdirinya restoran khas Jepang ini oleh Mbak Irma, Communication Division HokBen Bandung.


Foto : koleksi pribadi

Foto : koleksi pribadi

Hokben didirikan di Jakarta pada tanggal 18 April 1985, di bawah PT. Eka Bogainti. Restoran pertama terletak di Kebon Kacang, Jakarta. Tahun 1990 cabang pertama dibuka di Bandung, tepatnya di Jalan Merdeka. Hingga kini,  HokBen memiliki 20 cabang yang tersebar di berbagai lokasi di Bandung. Sementara di Surabaya, cabang pertama dibuka pada tahun 2005 dan berkembang hingga mencapai 11 gerai.

Restoran HokBen berkembang pesat dari tahun ke tahun tidak hanya dengan ekspansi gerai-gerainya di pulau Jawa dan Bali, tetapi juga dengan pengembangan variasi menu makanan yang disajikan di restoran tersebut dan peningkatan mutu layanannya. Pada tahun 2007, Call Center 1-500-505 ditetapkan sebagai kontak Pesan Antar Hokben. Dengan adanya call center tersebut, pelanggan lebih mudah memesan dan menikmati makanan dari HokBen tanpa harus datang ke restorannya. Tidak hanya itu, mutu pelayanan ditingkatkan lagi pada tahun berikutnya, 2008. Website Hokben diluncurkan dengan fitur pemesanan online. Pada tahun 2008 ini, HokBen juga mendapatkan sertifikat halal dari MUI dan sudah membuka 97 cabang yang tersebar di berbagai lokasi di Jabodetabek, Bandung, Banten, Surabaya, dan Malang. 

Sebagaimana restoran cepat saji pada umumnya, HokBen juga memiliki pelayanan Drive Thru. Layanan tersebut pertama kali ada di Cabang Alam Sutera. Sekarang Hoka Hoka Bento memiliki 4 cabang dengan pelayanan Drive Thru yang tersedia di Alam Sutera, BSD Square (Tangerang), Harapan Indah (Bekasi) dan Polisi Istimewa (Surabaya). Dalam perkembangan layanan HokBen dari masa ke masa, pada tahun 2016 ini HokBen kembali berinovasi dengan meluncurkan sebuah aplikasi pelayanan yang lebih modern lagi, yaitu HokBen Apps!

www.hokben.co.id

Bapak Sarip, Store Manager HokBen Buah Batu memperkenalkan HokBen Apps yang sekarang sudah tersedia di Playstore dan bisa di unduh di smartphone kita.  Dan dalam periode promosi 1 September sampai 30 November 2016, untuk order pertama via HokBen Apps akan mendapatkan gratis Chicken Katsu, dengan minimum order 100 ribu rupiah. 

Foto : koleksi pribadi

Ngga cuma peningkatan pelayanan yang diperbaharui di HokBen, kualitas dan keanekaragaman menu pun ngga luput dari perhatian mereka. Terinspirasi dari budaya kuliner Jepang yang tidak dapat dipisahkan dari tradisi membawa "Omiyage", HokBen pun akhirnya meluncurkan menu baru dengan nama yang sama, Omiyage. Omiyage (お土産) sendiri artinya adalah oleh-oleh atau buah tangan berupa makanan yang dapat dinikmati bersama. 

Omiyage untuk ber-4

Omiyage untuk ber-6

www.hokben.co.id

Di acara gathering yang bertemakan "Snap Your Moment" ini, para blogger dibekali juga ilmu baru, yaitu bagaimana caranya mengabadikan momen dengan seni fotografi. Menurut Mbak Arum, setiap orang mempunyai momen sendiri, dimana setiap momen kita dapat dituangkan dan diceritakan dalam sebuah foto. 


Mbak Arum memberikan banyak tips dan trik dalam "menjepret" sebuah momen sehingga hal biasa pun akan terlihat lebih menarik jika kita mengabadikannya dalam sudut pandang yang berbeda, diantaranya melalui proses : mengamati, bercerita, mengumpulkan, menganalisa, mencari referensi, membandingkan dan menyusun pola. Berhubung gue sih amatiran banget dalam dunia fotografi, selama acara yang diselenggarakan HokBen kemarin, momen yang tertangkap kamera ya ngga jauh-jauh dari selfie, wefie dan iseng ngambil foto candid blogger lain. Hehe.


Snap Moment yang dapet 150-an like :D *maapken kealayan kami*

Ha Ji Won lagi khusyuk live tweet

Bebepnya Wang Wook "membidik" video presentasi

Mbak Arum bercerita tentang seni fotografi
Di acara Snap Your Moment bersama HokBen, selain dapet ilmu yang banyak dan dijamu makan siang yang enak, kami dioleh-olehin goodie bag yang berisi jurnal HokBen, sebuah flashdisk unyu dan buku cerita anak-anak. Sebagai bonusnya, karena kemaren gue ikutan games dan berhasil menjawab pertanyaan (dibantu blogger lain juga sih, hehe), gue dapet voucher HokBen sebesar 100 ribu rupiah. Yeaaay, pulang bawa oleh-oleh buat anak-anak. ^^



Thank you HokBen, I was enjoying every moment we snap!

Photo taken by : Teh Erry & Bang Aswi



Selasa, 04 Oktober 2016

Jalan-jalan Murah ke Perpustakaan Gasibu, Gedung Sate dan Taman Lansia



Sampurasun...!

Kota Kembang tercinta sekarang makin banyak punya tempat yang asyik, murah-meriah dan menyenangkan untuk dikunjungi ya? Warga Bandung memang sedang dimanjakan oleh Walikota Ridwan Kamil yang gemar merestorasi dan mempercantik taman-taman dan ruang publik di kota yang terletak di 768 meter diatas permukaan laut ini. Sehingga bisa dijadikan destinasi wisata yang ngga membuat kita merogoh kocek terlalu dalam. Iya, main di Bandung sekarang ngga mahal loh!

Minggu-minggu kemaren, gue sengaja main ke daerah Gasibu sama bocah-bocah kesayangan. Selain karena denger bahwa lapangan Gasibu sudah hampir rampung diperbaiki, gue juga penasaran sama Taman Lansia dan Perpustakaan Gasibu yang baru. Kalo dulu, sebelom Kang Emil (sapaan akrab Ridwan Kamil) menjabat, agak males jalan-jalan ke Gasibu pada hari Minggu ku turut ayah ke kota. Kenapa? Soalnya anak SD juga tau, Gasibu di hari Minggu adalah tempat termacet seantero Bandung. Semua warga tumplek-plek disitu. Yang niatnya olahraga, jalan-jalan, cuci mata, sampai yang emang dari rumah bawa duit segambreng buat belanja dan jajan juga ada. 

Iya, dulu didepan Gedung Sate, Lapangan Gasibu sampai ke Tugu Monumen Perjuangan adalah tempatnya para pedagang kaki lima berjualan. Mau cari apa aja ada disana. Dan biasanya, harga barang-barang yang dijual di Pasar Minggu Gasibu lebih murah daripada ditoko atau ditempat asalnya.  Ngga heran deh kalo orang males lewat daerah Surapati, Dipatiukur, Diponegoro dan sekitarnya di hari Minggu. Warga dan pedagang tumpah ruah memadati jalan raya, sampe mo kentut aja susah. Tapi seneng juga sih kalo pas lagi pengen cari barang-barang murmer, biasanya bawa duit 200 rebu dapetnya banyak. Perut juga kenyang. Hehe.

Sekarang, sejak ada Bus Trans Metro Bandung (TMB) koridor 3, jurusan Sarijadi-Cicaheum, kalo mau ke Gasibu lebih gampang lagi. Dari rumah tinggal jalan ke halte di deket flat/rumah susun, nanti turunnya di halte Gasibu. Tiketnya murah, cuma 3000 perak untuk umum dan setengah harga untuk anak-anak dan pelajar. Busnya nyaman loh! Di Bandung udah ngga ada lagi bus-bus Damri yang reyot dan berasap, semua armada bus angkutan umum sudah diganti dengan bus-bus baru yang bersih, nyaman dan ber-AC.

Sumber : bandung.pojoksatu.id
Naik TMB koridor 3
Rute bus TMB koridor 3 ini adalah Sarijadi-Pasteur-Surapati-Cicaheum. Bus ini beroperasi dari pukul 5.00 pagi sampai 17.00 sore. Tapi biasanya dari halte Cicaheum bus terakhir berangkat paling lambat jam 16.30. Bus ini hanya menaik-turunkan penumpang di halte-halte yang tersedia (Sarijadi, Surya Sumantri, Pasteur-BTC, Balubur, Dago, Surapati, dan Cicaheum), jadi ngga berhenti disembarang tempat. Warga Bandung memang sudah harus lebih tertib ya.

Gasibu sekarang, ngga lagi penuh sesak oleh pedagang dan penjaja makanan. Sejak pasar minggu ditertibkan dan para pedagang hanya boleh berjualan disepanjang jalan seberang Telkom sampai ke Monumen, kemacetan di area sekitar Gedung Sate jadi ngga lagi separah dulu. Dan baru-baru ini di Gasibu didirikan sebuah perpustakaan umum yang keren, dipinggir lapangan tempat berolahraga yang juga semakin bagus.

Perpustakaan Gasibu (depan)
Perpustakaan Gasibu (samping)
Pemandangan dari dalam perpustakaan
Perpustakaan yang baru dibuka beberapa minggu lalu ini bisa diakses untuk umum. Ngga ada biaya apa-apa yang dikenakan kalau mau baca-baca di perpustakaan ini. Hanya saja pengunjung tidak diperbolehkan memakai sendal/sepatu kedalam perpustakaan. Tas dan barang bawaan lain pun harus disimpan didalam loker yang disediakan. Fasilitas yang tersedia di perpustakaan ini selain buku-buku untuk anak, remaja dan umum, terdapat juga wifi dan deretan komputer yang terkoneksi dengan internet. Hanya saja buku-buku yang ada di perpustakaan ini ngga bisa dipinjam keluar. Fasilitas komputer dan internetnya pun hanya boleh dipergunakan untuk membuka dan membaca e-book. Jadi kalo lo ke perpus cuma mo nonton drakor, mending pulang!




Buku-buku di perpustakaan ini berasal dari dana Corporate Social Responsibility (CSR) Bank Jabar. Semuanya masih baru dan bagus serta tersampul rapi. Koleksinya pun cukup banyak untuk sekedar baca-baca ditempat. Semoga warga yang datang untuk membaca buku bisa menjaga dan merawat fasilitas-fasilitas yang sudah disediakan ya.




Nyaman dan asyik kan tempatnya? ^^ Perpustakaan Gasibu memang mengusung tema "Perpustakaan Ramah Anak". Dan terbukti sih, selain buku-buku anaknya lumayan banyak dan menarik perhatian, Raina si bungsu juga betah duduk lama dan baca-baca disitu. Sebagian dari gedung perpustakaan ini memang belum selesai dan masih belum bisa diakses untuk umum, meskipun gue ngga tau apakah ruangan-ruangan yang masih dalam tahap pengerjaan itu untuk perluasan perpustakaan atau untuk fasilitas lain. Malah kelihatannya sih nanti pengunjung bisa naik sampai ke atap perpustakaan loh. Can't wait!

Oh iya, disarankan, untuk yang pengen main ke Perpustakaan Gasibu, datengnya jangan pas hari Minggu ya, soalnya bakalan rame dan penuh banget (pengalaman waktu dateng pertama kali). Jadinya kurang nyaman untuk duduk-duduk dan baca buku disitu. Perpustakaan ini buka setiap hari sih, dari jam 8 pagi sampai jam 4 sore. Pengunjung ngga perlu kartu anggota kok untuk bisa baca disitu, cukup isi buku tamu dan patuhi tata-tertib perpustakaan.

Nah, selain Perpustakaan Gasibu yang baru tadi, main-main ke Gedung Sate sekarang emang beneran asyik deh. Lapangan olahraganya udah cakep banget, meskipun disana-sini masih dalam proses perbaikan. Air mancurnya juga belum jadi, baru kolam penuh berisi batunya aja yang ada dipojokan lapangan. Tapi overall, lapangan Gasibu udah nyaman banget buat berolahraga, jalan-jalan maupun nongkrong-nongkrong cantik. Dan yang penting, banyak spot kece buat foto-foto!






Ga jauh dari Lapangan Gasibu, ada taman yang menarik perhatian pengunjung juga nih, terutama anak-anak, yaitu Taman Lansia. Letaknya disebelah Gedung Sate, dulunya sih taman itu terbangkalai ngga terurus dan kurang menarik. Sesuai dengan namanya, Taman Lansia memang diperuntukan bagi warga lanjut usia yang ingin menikmati waktu luang diluar rumah. Taman ini juga masih dalam tahap perbaikan, diharapkan sih nantinya jadi bagus banget dan memang nyaman untuk para lansia. Untuk yang sekedar berteduh dari terik matahari dan jajan-jajan murah meriah, boleh juga loh mampir kesini. Apalagi kalo hari Minggu, di sekitar taman berderet tukang jualan makanan. Mau jajan apa aja kayanya ada deh disitu. Mlipir beli yogurt Cisangkuy juga bisa, letaknya kan ngga jauh dari Taman Lansia ini.

Meskipun namanya adalah Taman Lansia, kebanyakan pengunjung akhir-akhir ini adalah pasangan suami istri yang membawa anak-anaknya (atau dalam kasus gue : seorang emak dan dua anaknya). Selain karena pepohonannya cukup rindang dan suasananya teduh, di sini  juga ada miniatur T-Rex yang terletak di pojok depan taman. Ngga cukup ada Dinosaurus mejeng, beberapa orang yang pintar memanfatkan peluang usaha menghadirkan juga cosplay-cosplay tokoh kartun yang disukai anak-anak. Dan tentu, pengunjung boleh berfoto bareng cosplay-cosplay tadi, cukup bayar pake receh seridonya deh. Tapi kalo mau foto didepan maskot PON dan Toby si T-Rex (ini gue aja yang ngasih nama) ngga perlu bayar, cuma perlu ngantri. Hehehe.




Buat gue sama bocah-bocah sih, menghabiskan waktu di Perpustakaan Gasibu, nongkrong-nongkrong cantik di depan Gedung Sate dan foto-foto di Taman Lansia udah merupakan hiburan tersendiri yang menyenangkan banget. Apalagi kalo tanggal tua alias isi dompet tinggal segitu-gitunya, main dari taman ke taman di Bandung adalah salah satu solusi untuk melepas penat sekaligus have fun dengan budget yang minimalis. Da kita mah apa atuh, nongkrong sisi jalan bari emam cilok ge tos bahagia. Ah, makin cinta deh sama Bandung! Sok atuh, pada main kesini... ^^




"Bumi Pasundan diciptakan ketika Tuhan sedang tersenyum. -M.A.W. Brouwer-"