Kamis, 12 Januari 2017

Yuk Mengenal Shōgatsu (正月), Seollal (설날), dan Imlek (农历新年)

Libur akhir tahun udah selesai gaes, saatnya balik lagi ke realita nih. Yang kerja, ya balik lagi bating tulang ngumpulin receh buat lliburan akhir tahun entar, dan yang sekolah ya balik lagi ke rutinitas belajar-mengajar sehari-hari. Males-malesannya udahan deh... 
Tapi, berhubung sekarang masih bulan Januari dan kita belom sepenuhnya move on dari suasana tahun baru, gue jadi pengen bahas perbedaan perayaan tahun baru di Negeri Sakura, Negeri Ginseng dan Negeri Tirai Bambu. 


Tahun Baru Jepang


Tahun baru (Shōgatsu 正月) di Jepang dirayakan tanggal 1 Januari dan berlangsung hingga tanggal 3 Januari. Dalam bahasa Jepang, kata "shōgatsu" dulunya dipakai untuk nama bulan pertama dalam setahun, tapi sekarang hanya digunakan untuk menyebut tiga hari pertama pada awal tahun.
Istilah "shōgatsu" juga digunakan untuk periode matsu no uchi (松の内) atau masa hiasan daun pinus (matsu) boleh dipajang. Di daerah Kanto, matsu no uchi berlangsung dari tanggal 1 Januari hingga 7 Januari.
Di zaman dulu, kalender Jepang didasarkan pada kalender Tionghoa, sehingga orang Jepang merayakan tahun baru pada awal musim semi, bersamaan dengan Tahun baru Imlek, Tahun baru Korea, dan Tahun baru Vietnam. 

Pada tahun 1873, pemerintah Jepang mulai menggunakan kalender Gregorian sehingga tahun baru ikut dirayakan tanggal 1 Januari.
Tahun baru pernah digunakan untuk merayakan bertambahnya usia. Tradisi ini dilakukan semasa orang Jepang masih mengikuti cara perhitungan usia yang disebut kazoedoshi. Bayi dianggap sudah berumur 1 tahun sewaktu dilahirkan dan usia bertambah setahun pada tanggal 1 Januari. Pada tahun 1902, perhitungan cara kazoedoshi digantikan sistem umur bertambah sewaktu berulang tahun (man-nenrei) yang lazim digunakan di seluruh dunia.

Tahun Baru Korea
sumber
Tahun Baru Korea (Seollal 설날) adalah hari raya rakyat Korea yang terbesar dan terpenting. Seollal dirayakan secara meriah sehingga hari libur berlangsung selama 3 hari karena dianggap lebih penting daripada hari tahun baru kalender Gregorian.
Seollal jatuh pada tanggal yang sama dengan Tahun Baru Imlek, kecuali ketika bulan baru muncul antara jam 15:00 UTC (tengah malam waktu Korea) dan 16:00 UTC (tengah malam waktu Cina). Dalam kasus ini (rata-rata terjadi 24 tahun sekali), bulan baru akan muncul "keesokan harinya" di Korea dibanding di Cina, dan Seollal akan dirayakan sehari setelah Imlek di Cina.
Perayaan Seollal merupakan perayaan yang besar dan penting untuk rakyat Korea selain tentunya hari raya Chuseok. Hari tahun baru Korea, biasanya dijadikan momen pulang kampung halaman, berkumpul bersama dengan keluarga dan melakukan penghormatan kepada leluhur. Orang Korea menganggap hari tahun baru ini seperti halnya hari ulang tahun mereka, sehingga menurut tradisi Korea usia mereka bertambah satu tahun setelah selesai makan tteokguk (sup kue beras) pada perayaan tahun baru tersebut.

Tahun Baru Cina

sumber
Tahun Baru Cina atau Tahun Baru Imlek  merupakan perayaan terpenting orang Tionghoa. Perayaan tahun baru imlek dimulai di hari pertama bulan pertama (bahasa Tionghoa: 正月; pinyin: zhēng yuè) di penanggalan Tionghoa dan berakhir dengan Cap Go Meh (十五冥 元宵节) di tanggal kelima belas (pada saat bulan purnama). Malam tahun baru imlek dikenal sebagai Chúxī  (除夕) yang berarti "malam pergantian tahun".
Dirayakan di daerah dengan populasi suku Tionghoa, Tahun Baru Imlek dianggap sebagai hari libur besar untuk orang Tionghoa dan memiliki pengaruh pada perayaan tahun baru di tetangga geografis Tiongkok, serta budaya yang dengannya orang Tionghoa berinteraksi meluas. 
Termasuk Korea, Mongolia, Nepal, Bhutan, Vietnam, dan Jepang (sebelum 1873). Di Daratan Tiongkok, Hong Kong, Makau, Taiwan, Singapura, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan negara-negara lain atau daerah dengan populasi suku Han yang signifikan, Tahun Baru Imlek juga dirayakan, dan pada berbagai derajat, telah menjadi bagian dari budaya tradisional dari negara-negara tersebut.
Di Indonesia sendiri, perayaan Imlek pada era orde lama sempat dilarang oleh pemerintah pada masa itu. Masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia baru mendapatkan kebebasan merayakan tahun baru Imlek pada tahun 2000 pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid. Dan baru pada tahun 2003, Imlek resmi dinyatakan sebagai salah satu hari libur nasional oleh Presiden Megawati Soekarnoputri sampai sekarang. Tahun 2017 ini Tahun baru Imlek jatuh pada hari Sabtu tanggal 28 Januari, yang mana gue ingatkan sekali lagi : TANGGAL MERAHNYA NGGA NGARUH SODARA-SODARA, KARENA JATUH PADA HARI SABTU. RUGI BANDAR.
Terlepas dari Imlek yang jatuh pada hari Sabtu-kenapa-bukan-Senen-aja ini gaes, buat gue sih Imlek itu identik sama "hujan" dan "belanja". Hehehe. Meskipun yah, sejak akhir tahun 2016 sampai pertengahan 2017 ini lagi jarang turun hujan, tapi buat kalian yang ngerayain Imlek tentunya cari diskonan dan belanja persiapan Imlek itu tetep jalan dong :D Nah, Tahun Baru Imlek 2017 tinggal berapa hari lagi kan, di Zalora Indonesia, kalian bisa menemukan koleksi baju imlek yang sesuai dengan fashion style kalian. Gong Xi Fa Cai and happy shopping! ^^




4 komentar:

  1. Aiih...*melting* kena kedipan dede Hyung Sik..

    Then,
    Saehaebok manhi badeuseyo, chingu-ya~~

    BalasHapus
  2. Baju Imlek saya palinga kaos kompakan aja mba :)

    BalasHapus
  3. Dulu saya kerja di Hong Kong, imlek itu menyenangkan (dapat angpao banyak) sekaligus menyedihkan (kerjanya ga habis2) :)

    BalasHapus
  4. Widih.. berarti orang Jepang zaman dulu dalam setahun umurnya nambah dua kali ya? Cepet tua dong.. kesian..
    Ini menjawab pertanyaan gue kenapa tahun baru Imlek dan Seollal kemaren barengan. Tengkyu infonya, Tie ;)

    BalasHapus